Review Transformers – Fall of Cybertron: Lebih Epik, Lebih Keren!

Sebagai sebuah franchise yang sudah hidup begitu lama, popularitas Transformers memang mencapai puncaknya selama beberapa tahun terakhir ini. Film adaptasi yang dikembangkan oleh Michael Bay membawa cerita pertempuran para robot ini menuju sebuah babak baru dengan popularitas yang lebih tinggi. Banyak generasi baru yang belum pernah mengenal Transformers sebelumnya diperkenalkan pada franchise klasik ini. Lantas bagaimana dengan industri game sendiri? Siapa yang boleh dikatakan paling berhasil menciptakan atmosfer epik dan mempresentasikan Transformers dalam bentuk yang terbaik? Tidak perlu diragukan lagi, seri yang diciptakan oleh High Moon Studios.
Tidak mengejutkan jika Anda belum pernah mengenal nama High Moon Studios sebelumnya dan terjebak pada game-game Transformers “perpanjangan” versi Hollywood yang sempat dirilis beberapa waktu silam. Padahal, jika Anda sempat meluangkan waktu, game-game Transformers buatan High Moon Studios merupakan yang terbaik yang bisa Anda temukan di pasaran saat ini. Membawa plot pertempuran besar yang terjadi di Cybertron, Transformers – War for Cybertron mendapatkan begitu banyak pujian dan review positif di kala itu. Originalitas cerita membawa gamer menuju latar belakang konflik antara para Autobots dan Decepticons dengan visualisasi sinematik yang begitu memesona. Konflik itu terus berlanjut di seri sekuel terbaru – Fall of Cybertron.
Anda yang sudah sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah memiliki sedikit gambaran tentang apa yang ditawarkan oleh Transformers – Fall of Cybertron ini. Anda yang sudah mencicipi War for Cybertron tentu akan mendapatkan kesan gameplay familiar yang tidak banyak berbeda untuk seri terbaru ini. Ini tentu saja memunculkan pertanyaan, hal baru apa saja yang akan ditawarkan di single-player Transformers – Fall of Cybertron? Apakah ia mampu menghadirkan pengalaman yang jauh lebih intens dibandingkan seri pertamanya? Review ini akan mengupasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Cybertron memang tidak akan berakhir menjadi sebuah planet yang damai. Perang sipil selalu berkecamuk antara dua faksi dengan dua kepentingan yang berbeda satu sama lain – Autobots di bawah pimpinanOptimus Prime dan Decepticons di bawah visi ekstrim Megatron. Usaha Megatron untuk menyuntikkan energi baru – Dark Energon sebagai langkah yang ia percaya, akan membawa Cybertron ke masa-masa keemasannya justru berakhir buruk. Cybertron yang telah terkontaminasi mengaktifkan sistem pertahanan otomatisnya dan terpaksa “mematikan diri” selama jutaan tahun untuk membersihkan energi ini. Terlepas dari perang besar yang terus terjadi, Autobots dan Decepticons pun dihadapkan pada masalah yang sama: cara untuk bertahan hidup dari “kiamat” Cybertron ini.
Optimus mempersiapkan The Ark, sebuah kapal transport masif untuk memulai eksodus besar-besaran keluar dari Cybertron. Rencana yang tidak mungkin dilepaskan Megatron begitu saja.
Berada di ujung kehancuran bersama tidak lantas membuat Cybertron menjadi damai seketika. Perang sipil penuh kepentingan terus berlanjut. Optimus ingin memastikan semua Autobots selamat, sementara Megatron melihatnya sebagai kesempatan terbaik untuk memastikan kemenangan Decepticons selamanya.
Is that…. Earth?
Autobots menemukan sebuah pesawat transport berukuran masif yang dikenal sebagai The Ark dan berusaha untuk menjadikannya sebagai satu-satunya jalan keluar untuk memulai eksodus besar-besaran keluar dari Cybertron. Di tengah perang sipil yang terus berkecamuk, Optimus mulai memuat Autobots ke dalam pesawat untuk memastikan survivor sebanyak mungkin. Namun ketersediaan Energon bersih yang terbatas untuk menghidupkan The Ark menjadi masalah krusial, di luar gempuran Decepticons yang terus menyerang. Bagaimana dengan Decepticons sendiri? Mereka berhasil menemukan sumber Energon bersih dalam jumlah besar, cukup bagi Shockwave untuk mengembangkan sebuah teknologi yang memungkinkan sebuah portal ruang menuju sebuah planet dengan supply energon bersih dalam jumlah besar. Sebuah planet yang kita kenal sebagai Bumi. Walaupun kedua faksi ini berusaha untuk memastikan eksistensi setiap dari mereka terus bertahan, hancurnya Cybertron tidak menghalangi nafsu Megatron untuk melenyapkan Autobots, bahkan melihatnya sebagai momentum yang tepat. Perang sipil terus berlanjut, bahkan dalam skala yang jauh lebih besar, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Baik Autobots maupun Decepticons tidak lagi menahan diri dan mengeluarkan semua kemampuan mereka untuk satu misi yang sederhana – bertahan hidup.
Mampukah Autobots dan Decepticons selama dari “kiamat” Cybertron ini? Lantas siapa yang akan memenangkan pertempuran terakhir di planet asal mereka ini? Anda tentu saja harus memainkan Transformers – Fall of Cybertron untuk menemukan jawabannya.Transformers: War for Cybertron yang dirilis di tahun 2010 silam memang harus diakui, sudah menyajikan semua elemen terbaik untuk menciptakan sebuah game Transformers yang mampu menangkap perselisihan Autobots dan Decepticons dengan begitu baik. Selain mekanisme gameplay yang ditawarkan, cerita, desain karakter dan setting Cybertron itu sendiri memainkan peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, menjadi sesuatu yang dapat dimaklumi, jika sang sekuel – Fall of Cybertron mengusung begitu banyak elemen yang serupa dengan seri pendahulunya. Karena memang harus diakui, sebagai sebuah game yang menjadikan third person shooter sebagai genre utama, hampir tidak ada ruang untuk inovasi signifikan yang bisa disuntikkan ke dalam Fall of Cybertron. Satu-satunya cara untuk menjadikan seri terbaru ini lebih baik dan memesona? High Moon Studios harus mampu merangkai sebuah cerita dan visualisasi plot yang tidak monoton, tetapi sekaligus lebih seru, keren, dan intens. Sesuatu yang berhasil mereka lakukan dengan sangat baik.
Di sisi gameplay, hampir tidak ada yang berbeda dengan Fall of Cybertron ini. Anda masih akan dihadapkan pada gaya third person shooter murni yang hanya menuntut Anda untuk mengangkat senjata dan memastikan setiap musuh yang berada di depan mata hancur berkeping-keping. Akan ada dua senjata yang dapat digunakan – primary dan heavy weapon yang lebih destruktif. Anda tidak perlu takut dengan minimnya ketersediaan ammo maupun health, karena kedua supply ini akan bertebaran di sepanjang permainan. Salah satu kelemahan mungkin pada absennya sistem cover, yang tidak juga disuntikkan High Moon untuk franchise ini. Anda kembali harus berdiri dan berlindung secara manual dari setiap peluru yang mengarah pada tubuh Anda. Perubahan wujud menjadi kendaraan juga tetap dihadirkan dan menjadi sarana yang tepat untuk melakukan strategi hit and run jika berada dalam kondisi yang sangat terdesak.
Jika tidak ada banyak hal yang berbeda di sisi gameplay, lantas apa yang membuat Fall of Cybertron ini tampil lebih baik dibandingkan seri pendahulunya? Jawabannya ada pada kekuatan plot yang dibangun.
Tidak lagi hanya sekedar berfokus pada sosok Megatron – Optimus, Fall of Cybertron lebih menyoroti Autobots – Decepticons sebagai sebuah faksi dengan peran masing-masing anggota yang unik. Kesan inilah yang membuat seri ini begitu menarik.
Jika tidak ada yang membedakan Fall of Cybertron dari versi pendahulunya, lantas apa yang membuat seri terbaru ini harus dan pantas untuk dijajal? Jawabannya ada pada kemampuan High Moon untuk membangun cerita dan visualisasi yang lebih baik, lebih epik, dan lebih intens dibandingkan War for Cybertron. Daripada “terjebak” pada konsep Transformers klasik yang selalu berfokus pada dua sosok – Megatron dan Optimus, Fall of Cybertron lebih menyoroti eksistensi Autobots dan Decepticons sebagai satu kesatuan faksi dengan peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Anda akan berperan menjadi beragam Autobots dan Decepticons  yang sama-sama berjuang untuk memastikan eksistensi faksinya masing-masing. The best part? High Moon berhasil menyuntikkan kepribadian dan peran yang tepat untuk masing-masing karakter ini, namun sekaligus juga meyusun benang plot yang solid dari interaksi kesemuanya. Sebuah cerita yang mendefinisikan latar belakang Transformers yang sesungguhnya.
Dibandingkan seri pertamanya, High Moon memang menghadirkan lebih banyak varian Autobots dan Decepticons di Fall of Cybertron dengan bentuk, kepribadian, dan spesialisasinya masing-masing. Anda akan bertemu dengan Metroplex, Autobots dengan ukuran sebesar kota. Anda juga akan bertemu dengan Bruticus, sebuah Decepticons berukuran besar yang merupakan gabungan dari para anggota Combaticon: Onslaught, Brawl, Blast Off, Swindle, dan Vortex. Anda juga akan memerankan Cliffhanger, Autobots dengan kemampuan stealth dan infiltrasi serta kesempatan untuk memainkan Soundwave dengan anak buahnya seperti Laserbeak dan Rumble yang fenomenal. Fall of Cybertron memberikan kesempatan bagi gamer untuk menjadi Autobots dan Decepticons yang tidak sempat mereka perankan di seri sebelumnya.
Mimpi buruk bagi para Autobots – gabungan dari para Combaticons – Bruticus!
Bayangkan jika sebuah kota di Cybertron hidup dan bertransformasi menjadi sebuah robot raksasa. Itulah Metroplex!
Pesona utama dari Fall of Cybertron adalah jalinan plot intensnya yang sama sekali tidak terasa monoton. Anda akan berjalan dari satu chapter ke chapter lainnya, tanpa akan pernah sama sekali merasa “misi ini tidak jelas”, “ini hanyalah misi yang tidak penting”. Percaya atau tidak.
Lantas dimana kekuatan utama dari Fall of Cybertron ini? Kemampuan High Moon Studios untuk meramu cerita dan memaksa gamer untuk berganti peran sebagai Autobots maupun Decepticons dalam satu timeline cerita yang sama secara menakjubkan, menghilangkan kesan monoton dan potensi kebosanan yang mungkin muncul. Lewat pembawaan cerita yang sinematik dan baik, Anda akan dibawa menyusuri lebih dalam perang besar antara kedua faksi ini, dengan perspektif masing-masing. Hasilnya? Tidak ada satupun misi yang terasa “tidak penting” dan “sebenarnya tidak perlu”. Anda akan merasa bahwa setiap misi terbangun dan tereksekusi dengan baik, terlepas dari karakter yang digunakan, memainkan peran yang super penting. Mata dan tangan Anda secara otomatis menuntut satu chapter lagi, lagi, dan lagi.

Upgrade Senjata Favorit Anda!

Kini Anda juga dapat berbelanja di Fall of Cybertron. Dari sekedar membeli dan memodifikasi senjata, hingga menghadirkan perk yang akan memberikan keuntungan permanen sepanjang permainan.
Salah satu perubahan yang cukup signifikan di seri terbaru Fall of Cybertron ada pada hadirnya opsi “belanja” yang memungkinkan Anda untuk membeli senjata, memodifikasi, dan memperkuatnya untuk mendapatkan efek tertentu. Setiap senjata akan memiliki empat fungsi utama yang dapat ditingkatkan. Tiga upgrade pertama biasanya akan memberikan jumlah ammo, akurasi, dan rate of fire yang lebih tinggi. Setelah ketiga hal dasar ini terpenuhi, Anda baru dapat membuka modifikasi terakhir untuk setiap senjata yang biasanya berkaitan dengan beragam efek serangan khusus yang destruktif. Efek upgrade senjata ini akan terus berlaku sepanjang permainan, terlepas dari karakter Autobots maupun Decepticon yang akan Anda gunakan secara bergantian nantinya. Salah satu saran kami, bangunlah senjata yang menurut Anda terasa nyaman untuk digunakan dan kemungkinan besar akan Anda pakai sepanjang permainan. Berusaha melakukan upgrade untuk semua senjata akan menjadi aksi yang pointless dan buang-buang waktu.
Point untuk melakukan upgrade ini sendiri akan Anda dapatkan dari musuh-musuh yang Anda bunuh. Tidak hanya menggunakannya untuk memodifikasi senjata dan membeli beberapa item sekali pakai, Anda juga dapat membeli beberapa perks permanen untuk memunculkan beberapa efek khusus untuk memperkuat karakter yang Anda gunakan. Dengan jumlah point tertentu, Anda dapat menghasilkan health karakter dua kali lipat dari semestinya, memperkuat shield secara permanen, bahkan memunculkan efek diskon untuk beberapa item di toko. Hampir menjadi sesuatu yang mustahil untuk membeli keseluruhan item, equipment, dan perk ini dalam sekali jalan. Oleh karena itu, jika Anda tidak berniat untuk menjajal game ini kembali dalam tingkat kesulitan yang lebih tinggi, akan sangat disarankan jika Anda lebih bijak memilih modifikasi senjata dan perk yang Anda gunakan.Me Grimlock! Jika kita membicarakan satu nama Transformers yang paling disegani dan ditakuti, baik oleh Autobots maupun Decepticons, maka nama Grimlock, sang Dinobots yang mampu bertransformasi menjadi wujud Tyrannosaurus Rex sudah pasti menjadi yang terdepan. Autobots yang satu ini memang tampil dengan kekuatan yang kabarnya, bahkan setara dengan Optimus Prime dan Megatron.  Kekuatannya yang besar membuat Grimlock tidak pernah mampu tunduk begitu saja pada perintah siapapun, termasuk dari mulut sang pemimpin besar Autobots – Optimus Prime sendiri. Ia bahkan cenderung “meremehkan” Optimus yang menurutnya lebih lemah dan seringkali mengambil kebijakan yang terlalu lembut dalam konflik abadinya dengan Decepticon. Setelah penantian yang cukup lama, High Moon Studios akhirnya memastikan bahwa sosok ikonik – Grimlock juga akan dihadirkan untuk Fall of Cybertron. So please welcome, the almighty Grimlock!
Dari mana sebenarnya origin dari Grimlock ini? Beberapa versi Transformers memuat latar belakang yang berbeda-beda untuk Autobots super yang satu ini. Namun Fall of Cybertron memberikan “alternatif” cerita di balik lahirnya Grimlock sebagai Dinobots yang hampir tidak terkalahkan. Pada awalnya Grimlock merupakan Autobots “normal” yang diminta Optimus untuk menjaga perbatasan dan melindungi Ark dari serangan Decepticons. Namun pasukan ini kalah. Grimlock, Slug, Snarl, dan Swoop tidak dihancurkan begitu saja, melainkan menjadi kelinci percobaan untuk “ilmuwan” gila Decepticons – Shockwave. Memodifikasi bentuk dan menambahkan sifat-sifat terkuat dari para Insecticons di dalamnya, keempat Autobots ini mendapatkan kekuatan yang luar biasa sekaligus perubahan bentuk transformasi dan berubah menjadi satu kawanan baru: Dinobots. Grimlock sebagai yang terkuat mendapatkan pasokan kekuatan baru yang paling masif dan hampir tidak terkalahkan.
Dengan pedang besarnya, Grimlock mampu membersihkan musuh dengan hanya satu kali sapuan. Kalah melawan senjata range? Grimlock sendiri diposisikan sebagai tanker dengan jumlah shield dan health yang besar.
Don’t mess with Grimlock’s T-Rex form! All hail to the Almighty Grimlock!
Grimlock sendiri akan dibekali dengan dua senjata utama: sebuah shield untuk melindungi dirinya dari serangan dan sebuah pedang melee untuk menghancurkan setiap musuh yang di depan mata. Dengan gerakan yang terhitung lambat, Grimlock adalah sebuah “tank” dengan jumlah shield dan HP yang besar, dan hampir tidak mungkin “dijatuhkan”. Berbeda dengan Transformers lain yang dapat berubah bentuk kapanpun mereka inginkan, Grimlock hanya dapat berubah menjadi bentuk Tyrannosaurus Rex-nya begitu bar kekuatannya terisi penuh. Bentuk T-Rex tidak hanya akan membuat Grimlock tidak terkalahkan, namun juga datang dengan serangan yang lebih kuat dan masif. Ia bahkan dapat menembakkan flamethrower dari mulut dalam jangka waktu tertentu. No wonder, he is really indeed the Almighty Grimlock! Tidak dapat dipungkiri, chapter dimana Anda memerankan Grimlock akan menjadi chapter permainan terbaik selama memainkan Transformers – Fall of Cybertron ini. Sayangnya, penantian yang begitu lama ini harus dibayar dengan waktu gameplay yang terlampau singkat.

Kesimpulan

Jika Transformers – War for Cybertron sudah mampu membuktikan diri sebagai salah seru game Transformers terbaik, maka seri sekuel ini mendorong standar tersebut lebih tinggi. Fall of Cybertron tampil sebagai sekuel yang jauh lebih baik, lebih intens, lebih kuat, dan lebih menyenangkan. It’s a MUST PLAY!
Apa yang dapat disimpulkan dari Transformers – Fall of Cybertron ini? Sebagai sebuah seri sekuel dari game Transformers terbaik yang pernah diciptakan di industri game, High Moon Studios berhasil memosisikan Fall of Cybertron ini sebagai sebuah seri sekuel yang jauh lebih baik, jauh lebih intens, dan jauh lebih menghibur dibandingkan seri pertamanya. Memang tidak ada inovasi gameplay yang dapat Anda temukan, namun jalinan cerita yang dibentuk harus diakui jauh lebih baik. Keputusan untuk “mengesampingkan” Megatron – Optimus dan lebih berfokus pada Autobots dan Decepticons sebagai sebuah faksi dengan peran anggotanya masing-masing adalah keputusan terbaik yang bisa dipilih oleh High Moon Studios. The best part? Bahwa mereka datang dengan kepribadiannya masing-masing dengan visualisasi perang yang begitu epik dan destruktif. Kehadiran karakter dengan aura yang “masif” ala Metroplex, Bruticus, dan Grimlock juga semakin membuat pengalaman ini lebih sempurna.
Kami pribadi hanya menemukan dua kelemahan yang cukup terasa mengecewakan selama menjajal seri ini. Pertama tentu saja absennya fungsi cover yang juga tidak dihadirkan High Moon di seri pendahulu – War for Cybertron. Autobots dan Decepticons menjadikan senjata bertipe range sebagai fungsi perang yang paling utama, sehingga tidak ada alasan  sebenarnya bagi High Moon untuk tidak  menyertakan fungsi yang satu ini, mengingat Fall of Cybertron adalah sebuah game third person shooter murni.  Kekecewaan kedua datang dari waktu gameplay Grimlock terasa sangat singkat. Untungnya, hal ini cukup terbayarkan lewat penggambaran yang pantas untuk diacungi jempol. Sebagai Autobots yang menjadi fokus di seri kedua ini, Grimlock memang divisualisasikan dengan atmosfer yang tepat, setidaknya seperti sebagian besar penggemar Transformers mengingatnya.
Dengan semua kualitas yang ia hadirkan, tidak berlebihan rasanya jika kami sangat merekomendasikan Transformers – Fall of Cybertron ini sebagai game third person shooter yang pantas untuk dimainkan, apalagi jika Anda merupakan penggemar berat Transformers. Belum pernah memainkan War of Cybertron sebelumnya? Beli dan sempatkan waktu Anda untuk menikmati kedua seri game Transformers terbaik yang bisa Anda temukan di pasaran ini. Trust me, it’s worth every single second..

Kelebihan

Bertempur sebagai Jetfire di luar angkasa? Epic!
  • Desain karakter dan setting
  • Gaya bercerita bergantian antara Autobots – Decepticons dalam satu timeline
  • Kehadiran transformers “baru” dengan beragam fungsi dan misi
  • Grimlock!
  • Voice Acts
  • Cut-scene yang sinematik

Kekurangan

We need more Grimlock!
  • Tetap tidak disertakannya sistem cover
  • Chapter permainan Grimlock yang dirasakan terlalu singkat
Cocok untuk gamer: pencinta third person shooter, penggemar Transformers, yang sudah menikmati Transformers – War for Cybertron
Tidak cocok untuk gamer: yang menganggap bahwa Transformers = Michael Bay is the best!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review The Last of Us – Left Behind: Bermain dengan Emosi!

Review Double Dragon Neon: Si Seri Klasik Kini Kembali!