Preview Knack: Penerus Crash Bandicoot untuk Playstation 4?

Knack (2)
Keputusan yang cukup membingungkan, ini mungkin kata pertama yang terlontar ketika melihat pengumuman kehadiran Knack – eksklusif untuk Playstation 4. Apa pasal? Ketika sebagian besar game rilis perdana didesain untuk menghasilkan impresi yang luar biasa untuk menarik calon konsumen, dan tentu saja – memperlihatkan potensi platform yang baru, Sony Jepang justru menawarkan “Knack”. Dari sisi visual, dibandingkan dengan Killzone: Shadow Fall, game ini memang tidak menawarkan atmosfer next-gen yang cukup kentara. Ia terlihat sebagai sebuah proyek “sampingan” dengan nilai jual yang tidak jelas. Banyak yang kemudian berspekulasi, meyakini bahwa Knack sendiri merupakan karakter yang ingin digunakan Sony sebagai suksesor dari Crash Bandicoot dan Little Big Planet,  sebuah maskot untuk Playstation 4.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah mendapatkan sedikit gambaran akan apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Knack. Secara visual, ia memang tidak terlihat seperti sebuah game next-gen yang luar biasa dan harus dimiliki untuk sekedar memperlihatkan kemampuan Playstation 4 sebagai platform baru. Keterkejutan justru lahir dari mekanik gameplay yang ia tawarkan. Alih-alih tampil sebagai sebuah game action platformer yang mungkin terlihat cocok dengan kualitas visual seperti ini, Knack justru tampil sebagai sebuah game action hack and slash, seperti Anda temukan di God of War atau Devil My Cry.
Apakah formula tersebut berhasil menawarkan sesuatu yang lebih di proyek next-gen ini? Atau ia jatuh dalam atmosfer mainstream yang tidak menarik? Apa yang membuat kami menyebutnya sebagai game yang tidak ditujukan untuk anak-anak? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Anda akan berperan sebagai makhluk kecil aneh bernama - Knack.
Anda akan berperan sebagai makhluk kecil aneh bernama – Knack.
Pertempuran antara dua ras besar di dunia – Manusia dan Goblin menjadi tema utama yang mendasari semua plot yang tercipta di Knack. Manusia divisualisasikan sebagai ras yang mengandalkan teknologi untuk bertahan hidup, dan Goblin tinggal di alam liar dengan peradaban yang liar. Namun sesuatu yang mengejutkan terjadi. Tanpa alasan yang jelas, para Goblin tiba-tiba menyerang kehidupan manusia dan mulai memperluas wilayah kekuasaan mereka. Tidak lagi hanya sekedar dipersenjatai dengan batu atau tongkat, para Goblin ini hadir dengan beragam teknologi militer yang luar biasa, termasuk tank dan pesawat. Tujuannya? Mencari Relic yang selama ini memang diposisikan sebagai sumber tenaga untuk setiap teknologi yang ada. Manusia pun berada dalam posisi yang terancam dan tentu saja, mencari cara untuk bertahan dan melawan balik. Salah satu jawaban dari konflik ini? Knack.
Dianggap sebagai ras yang liar, para Goblin tiba-tiba menyerang para manusia dengan teknologi senjata mutakhir.
Dianggap sebagai ras yang liar, para Goblin tiba-tiba menyerang para manusia dengan teknologi senjata mutakhir.
Tugas untuk melawan balik serangan ini dan menghancurkan balik diserahkan kepada Dokter Vargas, Ryder, dan seorang jutawan kaya - Viktor.
Tugas untuk melawan balik serangan ini dan menghancurkan balik diserahkan kepada Dokter Vargas, Ryder, dan seorang jutawan kaya – Viktor.
Knack to the rescue! Dengan kemampuannya untuk menyerap relic dan tumbuh sebesar mungkin, Knack menjadi senjata utama untuk menghancurkan para goblin.
Knack to the rescue! Dengan kemampuannya untuk menyerap relic dan tumbuh sebesar mungkin, Knack menjadi senjata utama untuk menghancurkan para goblin.
Tidak pernah ada penjelasan yang jelas apa itu sebenarnya Knack. Ia hanya diceritakan sebagai hasil eksperimen sang jenius – Doctor Vargas yang berhasil menemukan sebuah relic langka dan mengubahnya menjadi sebuah makhluk yang memiliki kesadaran. Bersama dengan jutawan – Viktor, dan seorang petualang bernama – Ryder, Vargas mendapatkan tugas berat untuk mencegah apapun yang tengah direncanakan oleh sang pemimpin kelompok Goblin bernama Gundahar. Melewati beragam setting yang ada, ternyata bukan hanya Gundahar yang memiliki kepentingan di atas konflik ini. Kekuatan lain mulai bergerak.
Tidak hanya Gundahar, ancaman lebih mematikan justru datang dari kaum manusia sendiri.
Tidak hanya Gundahar, ancaman lebih mematikan justru datang dari kaum manusia sendiri.
Tidak hanya harus mecegah serangan para Goblin, Knack kini dihadapkan pada misteri yang jauh lebih besar.
Tidak hanya harus mecegah serangan para Goblin, Knack kini dihadapkan pada misteri yang jauh lebih besar.
Di luar manusia dan goblin, Knack justru menemukan peradaban yang belum pernah tercatat sebelumnya.
Di luar manusia dan goblin, Knack justru menemukan peradaban yang belum pernah tercatat sebelumnya.
Di tengah kepanikan untuk membuka rahasia Gundahar dan menghalangi setiap rencana invasinya ke dunia manusia, Vargas dan Knack justru menemukan ancaman dari kaum manusia, melawan “teman” mereka sendiri – Viktor. Namun tidak seperti Gundahar, Viktor punya agenda lain di antara semua kepanikan yang terjadi. Eksplorasi yang berhasil ia lakukan menemukan fakta bahwa dunia masih mengandung begitu banyak relic misterius dan berukuran besar, yang semuanya tersimpan di balik sebuah pintu kuno yang dijaga oleh ras makhluk baru yang belum pernah mereka temukan di atas permukaan dunia sebelumnya. Mempercayai Vargas dan Knack sebagai kunci utama untuk membuka pintu ini, Viktor mulai mengirimkan robot-robot terbaiknya untuk memastikan keduanya tunduk.
Lantas, benarkah Knack merupakan kunci dari pintu yang diinginkan oleh Viktor? Mampukah di saat panik seperti ini, mereka berperan besar untuk menghentikan perang besar yang tengah direncanakan oleh Gundahar? Siapa sebenarnya pula Knack dan nasib apa yang menunggunya? Semua pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Knack ini.

Bukan Game Anak-Anak!

Jangan tertipu dengan visualisasi yang ditawarkan di dalamnya, Knack bukanlah game untuk anak-anak.
Jangan tertipu dengan visualisasi yang ditawarkan di dalamnya, Knack bukanlah game yang dibangun dan ditujukan untuk pasar anak-anak.
Seperti sebuah film Pixar dan Disney, kesan yang satu ini mungkin akan langsung terbesit di pikiran setiap gamer yang menjajal Knack untuk pertama kali. Secara visual, atmosfer kartun yang ia tawarkan memang terasa kentara dan selalu membawa Anda pada ilusi, bahwa game ini memang didesain oleh Sony Jepang untuk menargetkan anak-anak sebagai pasar utama. Ia seolah menjadi alternatif pilihan bagi gamer berada di bawah umur yang tidak bisa mencicipi game-game rilis perdana seperti Killzone: Shadow Fall yang memang ditargetkan untuk gamer yang lebih dewasa. Namun tak ubahnya peribahasa untuk tidak menilai buku dari sekedar sampulnya, Knack sama sekali bukanlah sebuah game yang didesain untuk pasar anak-anak. Ia menawarkan tingkat keseriusan yang justru akan memuaskan hasrat gamer klasik di masa lalu.
Terlepas dari tampilan visual yang ada, Knack adalah sebuah game action hack and slash yang serius. Seperti sebagian besar game yang hadir dengan sistem seperti ini, tujuan Anda tetaplah sederhana, bergerak menuju ke titik selanjutnya, sembari menghancurkan setiap musuh yang menghadang. Setiap musuh akan menempati area tertentu, dan harus Anda tundukkan sebelum bisa bergerak ke area selanjutnya. Kemampuan Knack sendiri sangat terbatas. Ia hanya memiliki empat macam gerakan standar untuk bertarung: menyerang dengan pukulan, melompat, menghindar dengan dash, dan tentu saja kemampuan untuk mengeluarkan serangan spesial. Untuk yang terakhir ini, dengan mengumpulkan cukup power dari kristal kuning bernama Sunstone di sepanjang level, Knack bisa mengeluarkan tiga jenis serangan besar: melakukan shockwave, tornado, dan serangan jarak jauh untuk menghancurkan musuh yang mereka temui secara instan.
Seperti sebuah game action hack and slash pada umumnya, yang Anda perlu lakukan hanyalah menaklukkan setiap musuh di area sebelum bisa bergerak ke area selanjutnya.
Seperti sebuah game action hack and slash pada umumnya, yang Anda perlu lakukan hanyalah menaklukkan setiap musuh di area sebelum bisa bergerak ke area selanjutnya.
Jika jumlah sunstone yang ia kumpulkan mencukupi, Knack juga bisa mengeluarkan varian serangan spesial untuk "membersihkan" area dengan cepat.
Jika jumlah sunstone yang ia kumpulkan mencukupi, Knack juga bisa mengeluarkan varian serangan spesial untuk “membersihkan” area dengan cepat.
Terdengar seperti sebuah game hack and slash standar? Tunggu dulu, Knack menawarkan keunikan tersendiri, terutama di sisi desain. Sebagai sebuah makhluk misterius yang hidup dari kepingan bernama Relic yang tersebar di sepanjang level, Knack dapat menyerap setiap dari mereka. Setiap relic yang Anda dapatkan tidak hanya memulihkan health Anda, tetapi juga membuat Knack sedikit bertambah besar. Semakin besar, semakin alot, dan semakin kuat pula setiap pukulan yang ia lontarkan. Di beberapa level, Knack juga mampu menyerap beragam elemen lain di luar relic, seperti kristal bening, kayu, es, atau bahkan besi yang memberikan sedikit variasi bagaimana Anda harus menangani setiap level yang ada. Setiap elemen ekstra ini akan membuat Knack tampil lebih kuat secara fisik dan mampu melemparkan damage yang jauh lebih destruktif. Namun sayang seribu sayang, konsep relic ini ternyata sangat ter-script oleh gamenya sendiri. Jika Anda berharap Anda bisa mengumpulkan semua relic dalam map dan tumbuh besar secara bebas untuk membuat level Anda lebih mudah untuk dijalani, Anda tampaknya harus kecewa. Setiap pertumbuhan ukuran Knack yang signifikan semuanya diatur oleh script yang ada, dan disesuaikan dengan cerita yang tengah berjalan. Sangat disayangkan. Game ini akan jauh lebih memesona jika ukuran Knack sendiri akan sangat ditentukan oleh seberapa giat atau teledor Anda memainkan game ini sendiri.
Keunikan Knack hadir dari sistem relic, yang tidak hanya berfungsi sebagai penyembuh health, tetapi juga menambahkan ukuran ekstra untuk tubuh Knack.
Keunikan Knack hadir dari sistem relic, yang tidak hanya berfungsi sebagai penyembuh health, tetapi juga menambahkan ukuran ekstra untuk tubuh Knack.
Makin besar Knack, semakin kuat, alot, dan destruktif pula setiap serangan yang ia hasilkan.
Makin besar Knack, semakin kuat, alot, dan destruktif pula setiap serangan yang ia hasilkan.
Tidak hanya relic, ia juga bisa bergabung dengan beragam elemen lain untuk memperbesar tubuhnya dan menghasilkan efek serangan yang lebih destruktif. Seperti kayu dan api ini.
Tidak hanya relic, ia juga bisa bergabung dengan beragam elemen lain untuk memperbesar tubuhnya dan menghasilkan efek serangan yang lebih destruktif. Seperti kayu dan api ini.
Namun sayangnya, sebagian besar skenario dimana tubuh Knack bertambah besar secara signifikan bersifat scripted. Ini berarti, ukuran dan kekuatan Knack sayangnya, tidak akan bergantung pada seberapa ulet atau teledor Anda memainkannya.
Namun sayangnya, sebagian besar skenario dimana tubuh Knack bertambah besar secara signifikan bersifat scripted. Ini berarti, ukuran dan kekuatan Knack sayangnya, tidak akan bergantung pada seberapa ulet atau teledor Anda memainkannya.
Lantas apa yang membuat kami menyebut Knack bukanlah sebuah game anak-anak, terlepas dari tampilan visualnya yang mungkin mengindikasikan hal tersebut? Tenang saja, kita tidak tengah membicarakan konten sugestif eksplisit seperti ketelanjangan atau brutalitas penuh darah. Kesimpulan ini diambil jika bercermin dari tingkat kesulitan yang ditawarkan oleh Knack itu sendiri. Seperti membawa Anda, terutama yang sudah menikmati video game sejak zaman NES, bernostalgia. Yang membedakan keberhasilan dan kegagalan Anda untuk menyelesaikan setiap chapter hanyalah dua pukulan saja. Benar sekali, Anda bisa hancur dengan satu atau dua kali pukulan, tanpa ampun. Dengan level yang terus melompat dari satu pertarungan ke pertarungan yang lain, game ini memang didesain untuk memaksa Anda menerima damage seminimal mungkin atau bahkan menihilkannya ketika bertarung. Sebuah mekanisme yang akan membuat Anda seringkali kembali ke titik checkpoint tertentu dan berteriak penuh rasa frustrasi. Game anak kecil? Jika berkaca dari pengalaman kami, anak kecil akan kesulitan menikmati game yang satu ini.
Lantas mengapa game ini tidak terasa cocok untuk anak-anak? Karena tingkat kesulitan yang ada. Anda hanya bisa mendapatkan maksimal 2-3 kali pukulan sebelum hancur berkeping-keping. Permainan penuh strategi dan kesabaran sangat dianjurkan, apalagi Anda harus bergerak di area yang secara konsisten menawarkan musuh.
Lantas mengapa game ini tidak terasa cocok untuk anak-anak? Karena tingkat kesulitan yang ada. Anda hanya bisa mendapatkan maksimal 2-3 kali pukulan sebelum hancur berkeping-keping. Permainan penuh strategi dan kesabaran sangat dianjurkan, apalagi Anda harus bergerak di area yang secara konsisten menawarkan musuh.
Karena tingkat kesulitan inilah, Knack menawarkan sebuah daya tarik unik untuk genre yang selama ini diidentikkan dengan button mashing, dimana Anda bisa menyelesaikan banyak pertarungan dengan hanya sekedar asal menekan tombol. Dengan nyawa Anda yang bisa dihabisi dengan satu atau dua pukulan saja, akan menjadi lebih rasional untuk bermain dengan penuh kehati-hatian dan strategi, apalagi ketika Anda bertemu dengan varian musuh yang banyak dalam satu wilayah. Alih-alih bergerak frontal dan langsung menyerang membabi buta, Knack mengandalkan timing dan counter-attack. Menghindar ketika musuh menyerang, dan masuk menyerang ketika pertahanan mereka terbuka. Hal ini mungkin terasa sangat sulit di awal-awal permainan. Namun seiring perjalanan, dengan gaya bertarung varian musuh yang sudah Anda kenali, Knack tidak akan lagi terlihat sebagai sebuah game yang mustahil untuk diselesaikan.

Memaksakan Replayability

Anda akan menemukan peti harta karun di sepanjang permainan, yang sayangnya, menjadi unsur utama yang memaksakan replay value yang ada.
Anda akan menemukan peti harta karun di sepanjang permainan, yang sayangnya, menjadi unsur utama yang memaksakan replay value yang ada.
Ini mungkin menjadi salah satu sumber frustrasi kami, di luar tingkat kesulitan yang memang terhitung tidak bersahabat di chapter-chapter awal permainan. Knack menawarkan sistem collectibles yang sayangnya, sangat memaksa gamer untuk terus memainkan game yang satu ini, berulang ulang. Apa pasal? Menemukan chest yang memberikan power up atau serangkaian skill memang bukan lagi pemandangan yang asing di sebuah game hack and slash. Namun menyuntikkan sistem random di dalamnya? Ini menjadi catatan tersendiri, dan untuk pertama kalinya diterapkan oleh Knack. Kita tidak hanya menemukan serangkaian parts yang bisa dirakit menjadi item dan menghasilkan efek khusus untuk pertarungan Knack, tetapi juga beragam varian crystal yang jika dikumpulkan dalam jumlah tertentu, akan memungkinkan Anda untuk menggunakan varian Knack dengan ekstra kekuatan dan kelemahan saat memainkan game ini kembali.
Anda bisa mendapatkan part item atau crystal di dalamnya, secara acak. Untuk mengumpulkan semuanya? Anda harus memainkan game ini berkali-kali, atau melakukan proses reset secara konsisten dan berharap item di dalam peti berubah.
Anda bisa mendapatkan part item atau crystal di dalamnya, secara acak. Untuk mengumpulkan semuanya? Anda harus memainkan game ini berkali-kali, atau melakukan proses reset secara konsisten dan berharap item di dalam peti berubah.
Karena sifatnya yang acak, Anda tidak pernah tahu apa yang akan bisa Anda dapatkan dari setiap chest rahasia yang Anda temukan di Knack. Bisa jadi, setelah mendapatkan semua chest yang ada, Anda justru mendapatkan rangkaian item acak yang belum bisa memenuhi syarat agar Anda bisa mengakses mode atau wujud Knack tertentu. Hasilnya? Anda harus memainkan ulang game ini, membuka kembali semua chest, dan berharap agar setiap isinya kali ini akan berbeda dibandingkan dengan item yang sudah Anda dapatkan di permainan Anda sebelumnya. Kami sendiri bahkan tidak mendapatkan crystal sama sekali di permainan pertama kami, dan lebih banyak disuguhi oleh parts item. Penasaran setelah membaca list trophy, kami pun mengandalkan Google untuk mencari jawaban akan apa yang sebenarnya harus kami tempuh supaya bisa mengakses mode Knack yang lain. Hasilnya? Tidak sedikit jawaban yang mendorong untuk melakukan proses restart level setiap kali Anda gagal mendapatkan item crystal yang Anda inginkan. Apalagi tipe Diamond yang begitu jarang.

Proses ini mungkin terasa cukup mendorong Anda – para pemburu Achievements untuk terus memainkan game ini berulang-ulang dan akhirnya, menjajal serangkaian variasi Knack yang ada. Namun untuk gamer yang memiliki waktu sangat terbatas, replay value seperti ini terasa sangat dipaksakan.

Kesimpulan

knack part 2
Kebingungan peran seperti inilah yang membuat posisi Knack di Playstation 4 menjadi sangat penuh pertanyaan. Sebuah game action hack and slash dengan cita rasa klasik dan menantang, itu saja. Ia tidak menawarkan apapun yang memberikan nilai jual tersendiri untuk Playstation 4 atau menjadikan dirinya sendiri sebagai sebuah game yang harus dimiliki oleh setiap pemilik konsol next-gen Sony tersebut. Terlalu biasa, tidak terasa istimewa sama sekali.
Dan pada akhir review ini meluncur, kami masih belum bisa menemukan teori atau jawaban yang pasti untuk Sony Jepang menciptakan Knack dan menjadikannya sebagai salah satu game rilis perdana Playstation 4. Di sisi mekanik gameplay, Knack memang pantas untuk diacungi jempol. Kita tidak tengah membicarakan perubahan ukuran dari sistem relic yang ada, namun fakta bahwa ia tampil sangat sederhana dan menantang di saat yang sama. Gerak yang mudah dikendalikan dipadukan dengan tingkat kesulitan yang mampu membuat Anda hancur berkeping-keping dengan satu atau dua serangan saja menghasilkan sedikit sensasi game action klasik di dalamnya. Secara visual, tidak ada yang istimewa dan mencitrakan sebuah game next-gen yang kentara. Tidak istimewa bukan berarti buruk. Sony masih mampu menawarkan desain dunia dan detail yang pantas untuk diacungi jempol.
Kita sudah membicarakan kelemahan di sisi replay value dan perubahan ukuran Knack yang ternyata lebih banyak diposisikan sebagai bagian dari cerita, namun ada beberapa catatan lain yang juga pantas menjadi perhatian. Salah satunya? Voice acts dan dialog. Sebagian dari Anda mungkin berpikir bahwa sebagai makhluk “asing” misterius, Knack mungkin akan hadir dengan suara unik dan berbeda. Namun apa yang Anda dapatkan? Layaknya suara Optimus Prime yang dewasa dan bijaksana, yang terasa tidak cocok dengan fisik Knack sendiri. Kelemahan yang lain? Pertukaran dialog yang Anda temukan di dalamnya. Beberapa tampil tidak masuk akal, tidak terlihat sinkron, dan akan membuat Anda menggelenggakan kepala. Dibangun di atas pondasi plot yang juga tidak kuat? Knack kian memancing tanda tanya.
Kebingungan peran seperti inilah yang membuat posisi Knack di Playstation 4 menjadi sangat penuh pertanyaan. Sebuah game action hack and slash dengan cita rasa klasik dan menantang, itu saja. Ia tidak menawarkan apapun yang memberikan nilai jual tersendiri untuk Playstation 4 atau menjadikan dirinya sendiri sebagai sebuah game yang harus dimiliki oleh setiap pemilik konsol next-gen Sony tersebut. Terlalu biasa, tidak terasa istimewa sama sekali.

Kelebihan

Gaya visual yang ditawarkan mungkin tidak terlihat menarik. Namun kualitas detail dan efek visual yang ditawarkan, pantas untuk diacungi jempol.
Gaya visual yang ditawarkan mungkin tidak terlihat menarik. Namun kualitas detail dan efek visual yang ditawarkan, pantas untuk diacungi jempol.
  • Desain dan detail dunia yang ada
  • Gameplay yang sederhana dan menantang
  • Level Knack raksasa yang terasa menyenangkan
  • Waktu gameplay yang cukup panjang

Kekurangan

Voice acts, dialog, dan plot yang kurang kuat menambah kelemahan Knack.
Voice acts, dialog, dan plot yang kurang kuat menambah kelemahan Knack.
  • Perubahan ukuran Knack yang sebagian besar scripted
  • Voice acts yang tidak cocok
  • Dialog yang hambar dan tidak masuk akal
  • Pondasi plot yang kurang kuat
  • Replay value yang terkesan dipaksakan
Cocok untuk gamer: pencinta game action hack and slash yang super menantang

Tidak cocok untuk gamer: yang berharap Knack akan memberikan kontribusi ekstra di library Playstation 4 mereka, yang mudah frustrasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review The Last of Us – Left Behind: Bermain dengan Emosi!

Review Transformers – Fall of Cybertron: Lebih Epik, Lebih Keren!

Review Double Dragon Neon: Si Seri Klasik Kini Kembali!